Selasa, 29 November 2011

Muridnya?? atau Gurunya??

Saya ingin berbagi pandangan tentang yang saya alami saat ini, di masa sekolah saya. Salah satu masalah yang saya alami saat ini adalah ketidakcocokan dengan beberapa guru pengajar di kelas saya. Itu membuat saya menjadi malas dan lambat laun nilai- nilai saya semakin menurun. Hal ini coba saya bandingkan dengan kondisi saya di kelas-kelas sebelumnya. Jauh lebih baik di tahun-tahun sebelum ini. Ini membuat saya bingung, apa yang salah saat ini. Apakah diri saya atau guru pengajar ??..
Apakah saya yang memang semakin malas?? Guru yang tidak bisa menyampaikan materi dengan baik?? atau saya yang tidak dapat merespon apa yang diterangkan oleh guru??
Semua itu membuat saya sangat kebingungan.. Pernahkah anda mendengar "setiap orang itu pintar, hanya saja belum menemukan gurunya". Kalau di lihat dari kata tersebut, mungkin saja sayalah yang tidak cocok dengan guru yang mengajar di kelas. Karena di tahun-tahun sebelumnya, saya tidak menemukan permasalahan seperti ini. Sulit untuk mencari jawabannya saat ini. Namun saya merasa harus ada jalan keluar yang cepat untuk ini. Sebelum semuannya semakin memburuk. Pastinya tidak ada yang ingin hal-hal itu terjadi.

Senin, 28 November 2011

Orang pintar, egois????

Bukan untuk menunjukkan kelemahan orang lain. Tapi saya hanya ingin share pandangan.
Benar apa tidak sih, kalau kebanyakan orang pintar itu egois. Lebih tepatnya di kalangan anak sekolahan.
 Mungkin ada yang tidak, namun mereka tetap pilih-pilih???.. Kecenderungan untuk memilih teman yang sama dengannya dan sedikit menjauhi teman yang dianggapnya berada di bawahnya atau mengambil alih semua pekerjaan kelompok karena rasa tidak percaya pada teman kelompoknya. Mungkin itu sedikit penjabaran dengan apa yang dimaksud dengan egois disini.
 Heemm... hal itu memang tidak baik. Namanya juga manusia, pasti punya kekurangan. Ada juga pandangan, kalau anak pintar, tak perlu repot mencari teman?? Karena mereka akan datang dengan sendirinya untuk meminta bantuan pada mereka yang lebih pintar.
Saat saya mendiskusikan hal-hal ini dengan orang tua saya, mereka mmberi penjelasan dan meminta saya untuk menggambarkan. Coba kumpulkan teman-teman seorang anak pintar dengan seorang anak yang tidak seberapa pintar. Kira-kira banyak yang mana???.. Yaa pasti banyak anak yang tidak seberapa pintar. Mungkin itu sedikit menjawab, apa benar anak pintar itu egois. Kemudian orang tua saya menjelaskan hal-hal lain yang lebih kompleks lagi. Sebenarnya anak pintar cenderung tidak untuk menjadi pemimpin dalam organisasi. Karena mereka merasa kurang percaya dengan anggotanya untuk dapat mengerjakan sesuatu dengan baik, sehingga mereka bisa saja mengambil alih semua pekerjaan. Dengan kata lain kurang bisa mengorganisir anggotanya. Sedangkan anak yang kurang pintar, cenderung lebih dapat memimpin suatu organisasi. Itu karena, pandangannya bahwa dia tidak akan mampu mengerjakan semuanya sendirian.Saya berfikir, memang kebanyakan seperti itu.
Lalu, pertanyaan saya. Bagaimana cara untuk mengatasi seperti itu??
JADILAH ORANG PINTAR YANG RENDAH HATI.
Yang sadar bahwa ilmunya itu pemberian dari Tuhan. Sehingga, selalu mau membaginya dengan orang lain. Sebagai bentuk rasa syukur atas pemberian Tuhan. Di sisi lain itu juga dapat membantu ingatannya menjadi lebih kuat. 
Papa saya bilang, sekolah itu belum menentukan hidup kita. Silahkan lakukan apapun yang kita inginkan sekarang, untuk menjadikannya cermin kelak di kehidupan yang sebenarnya. Tapi tetap, berusahalah menjadi orang yang baik. Tak perlu harus terjatuh untuk merasakan jatuh itu sakit.
Hehehe... maaf kalau tulisan saya ini kurang teratur. Maklum, masih belajar...
 Terima Kasih

Jumat, 25 November 2011

BATIK JAWA TIMUR

Batik Tuban

Batik Pacitan
Batik Bondowoso

Batik Gresik

Batik Madura

Batik Ponorogo

Batik Probolinggo

Batik Sidoarjo

Batik Tulungagung

Minggu, 20 November 2011

KTI Adenium

ADENIUM
PESTISIDA ORGANIK
RAMAH LINGKUNGAN



 Oleh :
1. FENNY LARASATI
2. NANA DWI CAHYANI
3. RATIKA PRADISYA DAMAYANTI



SMA NEGERI 1 MENGANTI
GRESIK
2011






BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
            Indonesia merupakan salah satu lumbung padi terbesar se-Asia Tenggara. Masyarakatnya kebanyakan petani yang sehari-hari melakukan aktivitas di sawah. Keberhasilan pertanian terbesar ada di Pulau Jawa sehingga Pulau Jawa merupakan lumbung padi terbesar di Indonesia.
            Keberhasilan pertanian ini, tidak lepas dari cuaca, iklim, dan cara perawatan yang mendukung. Namun “global warming” sekarang ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan cuaca dunia, termasuk Indonesia.
            Banyak petani gagal panen. Perubahan iklim akibat “global warming” berdampak pada populasi hama yang semakin meningkat. Karena itu, banyak warga yang berusaha menyelamatkan tanaman mereka dengan cara meyemprotkan pestisida kimia yang beredar di pasaran.
            Pemberantasan hama dengan pestisida kimia akan menimbulkan masalah baru terhadap ekosistem di sekitarnya karena di sisi lain keunggulannya dalam mempercepat pertumbuhan tanaman menumbuhkan minat masyarakat untuk menggunakan pestisida kimia. Masyarakat tidak menyadari bahwa pestisida kimia juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Berdasarkan uraian di atas kami mengadakan penelitian tentang pestisida organik yang aman, tidak merusak lingkungan dan tidak berbahaya bagi
kesehatan. Penelitian kami tertuju pada sebuah tanaman yang biasa kita jumpai di sekitar kita, Tanaman ini bisa digunakan sebagai pestisida organik yang ramah lingkungan.
            Pestisida ini tidak menggunakan campuran bahan kimia, hanya dengan campuran air biasa, sehingga dapat membantu proses penyuburan tanah. Penelitian ini, kami beri judul ‘’Adenium Pestisida Organik Ramah lingkungan”
Pembuatan pestisida ini sangat mudah dan sederhana sehingga kita dapat membuat pestisida ini dengan biaya yang terjangkau. 
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara  mengatasi populasi hama yang semakin meningkat dengan tidak merusak lingkungan ?
2.      Bagaimana cara membuat pestisida yang ramah lingkungan ?
3.       Apa perbedaan pestisida oraganik dengan pestisida kimia ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui cara mengatasi populasi hama yang semakin meningkat dengan tidak merusak lingkungan.
2.      Untuk mengetahui cara membuat pestisida yang ramah lingkungan.
1.4  Manfaat Penelitian
1.      Bagi penulis, dapat menambah wawasan tentang manfaat tanaman yang dapat diolah menjadi pestisida yang aman dan ramah lingkungan.
2.      Bagi masyarakat, dapat mengolah dan memanfaatkan tanaman tersebut sebagai pestisida organik pengganti pestisida kimia.


1.5  Hipotesis
Pestisida organik lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pestisida kimia.



BAB II
KAJIAN TEORI
2.1  Klasifikasi Adenium
Divisi                              : Spermatophyta.
Subdivisi                        : Angiospermae.
Kelas                              : Dicotyledonae.
Bangsa                           : Apocynales.
Suku                               : Apocyanaceae.
Marga                             : Plumeria.
Jenis                               : Plumeria acuminate.
Adenium merupakan suatu genus yang berada dalam famili Apocynaceae. Jadi, adenium masih sekeluarga dengan Plumeria, Nerium, Pachypodium ataupun Allamanda.                  
1.      Adapun ciri-ciri tanaman Adenium adalah:
a.       akarnya tunggang
b.      batangnya berkambium
c.       tulang daun menyirip
d.      mahkota bunganya ada lima
e.       biji berkeping dua
f.       habitatnya di darat dan panas
g.      berkembangbiak dengan cara vegetatif dan generatif
h.      getah pada seluruh bagian tubuhnya terasa pahit.    
 
2.      Jenis-jenis adenium antara lain:  
Adenium merupakan tanaman sukulen yang berumur panjang. Tanaman ini berasal dari daerah tropis, meski ditemukan di gurun pasir. Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya maksimal.
3.      Zat yang terkandung di dalam Adenium:
a.   senyawa agoniadin
b.   plumierid
c.   asam plumerat
d.   lupeol
e.   asam serotinat
f.   plumierid merupakan suatu zat pahit beracun.
Kandungan kimia getah tanaman ini adalah damar dan asam plumeria (oxymethyl dioxykaneelzuur) sedangkan kulitnya mengandung zat pahit beracun. Akar dan daun Plumeria acuminate, mengandung senyawa saponin, flavonoid  dan polifenol. Selain itu daunnya juga mengandung alkaloid.
Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin yang memperlihatkan daya mencegah pertumbuhan bakteri. Selain itu, ia juga mengandung minyak atsiri antara lain : geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool. Kulit batang adenium  mengandung flavonoid, alkaloid, polifenol.
2.2  Penggunaan Pestisida dalam Kehidupan
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (hama) yang diberi akhiran cide (pembasmi). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tetapi tidak selalu, beracun. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida sering disebut sebagai "racun".
1.      Berdasar sasarannya, pestisida dapat berupa:
a.       insektisida (serangga)
b.      fungisida (fungi/jamur)
c.       rodentisida (hewan pengerat/Rodentia)
d.      herbisida (gulma)
e.       akarisida (tungau)
f.       bakterisida (bakteri)
Secara umum pestisida berasal dari bahan kimia. Oleh karena itu, penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan dapat  membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta merusak ekosistem. Pestisida adalah racun yang dapat  membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
2.      Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
a.       hama menjadi kebal (resisten)
b.      peledakan hama baru (resurjensi)
c.       penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
d.      terbunuhnya musuh alami
e.       pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
f.       kecelakaan bagi pengguna.
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan yang penulis tawarkan yaitu menggunakan BAHAN-BAHAN ALAMI untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang, tanpa harus mematikannya, sehingga siklus ekosistem  masih tetap terjaga. Bahan alami itu adalah pestisida organik. Dengan pestisida organik, hama akan terusir tanpa terbunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.
3.      Pestisida organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a.       repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misalnya dengan bau yang menyengat
b.      antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
c.       merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
d.      menghambat reproduksi serangga betina
e.       racun syaraf
f.       mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
g.      atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
h.      mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.
2.3      Cara Kerja Pestisida
1.   Racun perut ( Stomach poison )
      Menyebabkan keracunan perut bagi hewan yang memakannya.
2.   Racun kontak (Contact poison )
      Hewan akan mati jika kulitnya menyentuh jenis pestisida ini.
3.   Racun sistematik ( Systemic poison)
      Dapat diserap oleh tanaman, kemudian hama yang memakan tanaman   tersebut akan mati keracunan. Tetapi, pestisida ini merugikan tanaman yang menyerapnya.
4.   Fumigant
      Pestisida yang menghasilkan uap atau gas hingga yang menghisapnya        lewat  saluran pernafasan akan teracuni.
5.   Attractment
      Senyawa kimia yang baunya menarik binatang untuk mendekat.
6.   Replient
      Senyawa kimia yang baunya mampu mengusir binatang (hama) tanaman.



BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Tempat dan Waktu Penelitian
1.   Tempat Penelitian
      Penelitian Lapangan             : di SMAN 1 Menganti
         2.   Waktu Penelitian
         Penelitian Lapangan             : 14 Maret s.d. 10 April 2011
3.2  Populasi dan Sampel Penelitian
         Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
         1.   Serangga yang disemprot pestisida organik
         2.   Serangga yang disemprot pestisida kimia
3.3  Variabel Penelitian
         1.   Variabel bebas                      : pestisida
         2.   Variabel terikat                    : serangga
3.4  Alat-alat dan bahan penelitian
       1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu:
               a.   sepet
               b.   kamera ponsel
               c. batu
               d.   pisau
               e.   talenan

 2. Bahan-bahan yang diguakan dalam penelitian:
           a.   air
        b.   pestisida          : - Organik ( batang, daun, bunga  Adenium ).
                                         - Kimia.
3.5  Cara kerja
       Cara kerja penelitian lapangan:
1.      Siapkan hama misalnya serangga (dibagi menjadi 2 bagian)
2.      Semprotkan pestisida organik dan pestisida kimia pada serangga.
3.      Setelah disemprotkan, amati keadaan serangga pada bagian keduanya (bagian yang disemprot pestisida organik dan pestisida kimia).
4.      Bandingkan dengan menggunakan tabel.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1      Cara  Mengatasi Populasi Hama yang Semakin Meningkat
Untuk mengatasi populasi hama dengan tidak merusak lingkungan yaitu dengan memanfaatkan tanaman Adenium sebagai pestisida organik yang ramah lingkungan.
4.2  Cara Membuat Pestisida Organik dari Tanaman Adenium
Tanaman Adenium yang akhir – akhir ini nilai produktivitasnya menurun. Ternyata dapat digunakan sebagai pestisida organik  yang ramah lingkungan.
Untuk mengolah tanaman Adenium menjadi pestisida organik adalah sebagai berikut :
1.            Cara pembuatan pestisida dengan memanfaatkan batang yaitu:
a.       Ambil batang Adenium.
b.       Potong batang Adenium menjadi beberapa bagian.
c.       Hancurkan batang tersebut hingga mengeluarkan getah.
d.      Tambahkan air, contoh 2 batang Adenium dicampur dengan 20 ml air. Peras dan saring.
2.            Cara pembuatan pestisida dengan memanfaatkan bunga yaitu:
a.       Ambil bunga Adenium yang berguguran.
b.      Pilahlah bunga Adenium antara yang kering dan yang basah.
c.       Pilih dan gunakan bunga Adenium yang basah.
d.      Campur bunga Adenium dengan air, contoh 20 bunga Adenium     dicampur dengan 15 ml air. Peras dan saring.
3.            Cara pembuatan pestisida dengan memanfaatkan daun yaitu:
a.       Ambil daun Adenium yang berguguran.
b.      Hancurkan daun Adenium hingga mengeluarkan getah.
c.       Tambahkan air, contoh 25 lembar daun Adenium dicampur dengan 20 ml air. Peras dan saring.
4.            Setelah semua siap, campur batang, bunga, dan daun yang sudah disaring menjadi satu.
5.            Pestisida organik siap digunakan.
Pestisida organik ini kami gunakan dengan cara menyemprotkan pada hama yang mengganggu ( serangga ).
4.3 Perbedaan Penggunaan Pestisida Organik dengan Pestisida Kimia
No.
Pestisida Organik
Pestisida Kimia
1
Lebih aman
Kurang aman
2
Tidak mencemari lingkungan
Mencemari lingkungan
3
Menambah  produktivitas tanaman Adenium
Menambah efek buruk bagi bumi kita
4
Insecta mati secara perlahan
Insecta mati secara cepat

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pestisida kimia dapat diganti dengan  menggunakan pestisida organik.
Adapun keunggulan pestisida organik ini adalah tidak menimbulkan  pencemaran lingkungan, sedangkan pestisida kimia jelas menyebabkan pencemaran lingkungan antara lain pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran udara. Keunggulan lain pestisida organik adalah harganya lebih terjangkau.
Pemanfaatan adenium sebagai pestisida organik ini dapat menambah nilai produktivitasnya.



BAB V
PENUTUP
5.1  Simpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan   sebagai berikut :
         1.  Adenium dapat diolah menjadi pestisida organik yang ramah lingkungan karena tidak menyebabkan pencemaran dan dapat menambah nilai produktivitas tanaman.
         2. Keunggulan pestisida organik yaitu dapat memberantas hama  secara  aman dan ramah lingkungan
5.2 Saran
1.   Tambah produktivitas tanaman  adenium dengan mengolahnya sebagai pestisida organik.
2.   Gunakan pestisida organik karena lebih ramah lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur. 2001. Pupuk dan Pestisida Organik Ramah Lingkungan. Jawa Timur : BAPEDAL.
http : www.google.com, biologipedia.blogspot.com
Susilowarno, Remigius Gunawan. 2003. Kelompok Ilmiah Remaja Petunjuk Membimbing dan Meneliti bagi Remaja. Jakarta: PT. Grasindo.
Tim Kashiko. 2004. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya : Kashiko.

Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan


Ketertutupan para penyelenggara Negara membuat sesuatu menjadi kabur, sehingga peluang peyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah sangatlah memungkinkan. Dan akibat ketertutupan inilah partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah semakin kecil. Apabila hal ini terus berlangsung, dan para penyelenggara pemerintahan semakin menyalahgunakan kekuasaannya, maka dapat dipastikan  bahwa pemerintahan Negara semakin tidak dipercaya oleh masyarakat. Hilangnya kepercayaan yang nantinya dapat berujung pada rasa saling curiga dari masyarakat terhadap pemerintah, dapat mengancam stabilitas nasional.
            Sementara tujuan Negara kita adalah terpenuhinya keadilan bagi rakyat Indonesia, sesuai pembukaan UUD 1945 , bahwa Negara yang hendak didirikan  adalah Negara Indonesia yang adil dan makmur dan bertujuan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Inilah yang seharusnya menjadi pedoman dan pemicu semangat bagi para penyelengara Negara bahwa tugas utamanya adalah menciptakan keadilan. Ketidakadilan merupakan sumber perpecahan sebuah bangsa. Adanya pertentangan, kerusuhan missal, aksi-aksi demo, dan pergolakan di suatu wilayah, salah satu sumbernya adalah ketidakadilan.

*      Faktor- faktor penyebab terjadinya pemerintahan yang tidak transparan adalah sebagai berikut :
1.      Pengaruh kekuasaan
·         Penguasa yang ingin mempertahankan kekuasaannya
·         Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik
·         Pemerintah mengabaikan proses demokratisasi
·         Pemerintah yang sentralis
·         Penyalahgunaan kekuasaan

2.      Moralitas
·         Terbaliknya nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai sumber etika.

3.      Sosial Ekonomi
·         Sering terjadinya konflik social sebagai konsekuensi keberagaman suku, agama, ras dan golongan yang tidak dikelola dengan baik dan adil
·         Perilaku ekonomi yang sarat dengan praktik KKN

4.      Politik dan Hukum
·         System politik yang otoriter
·         Hukum telah menjadi alat kekuasaan

*      Akibat dari pemerintahan yang tidak transparan :
1.      Rendahnya kepercayaan warga Negara terhadap pemerintah
2.      Rendahnya partisipasi warga Negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah
3.      Sikap apatis warga Negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan public
4.      Jika warga negara apatis, ditunjang dengan rezim yang berkuasa sangat kuat dan lemahnya fungsi legislatif, KKN akan merajalela dan menjadi budaya yang mendarah daging (Nilai dominan)
5.      Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidak adilan, pelanggaran hukum dan hak asasi manuasia



*      Korupsi membawa akibat lanjutan yang luar biasa, yaitu krisis multidimensional.
Contoh krisis multidimensional di berbagai bidang;
a.       Bidang Politik
Lembaga politik baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif tidak berfungsi optimal. Mereka sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan umum, seringkali kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering menghasilkan keputusan yang bertentangan dengan rasa keadilan karena hukum bisa dibeli.
b.      Bidang Ekonomi
            Semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi pemerintahan diwarnai uang pelicin sehingga kegiatan ekonomi berbelit-belit dan mahal. Investor menjadi enggan berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak tumbuh maksimal.
c.       Bidang Sosial, Budaya, dan Agama
                                    Di bidang sosial, budaya, dan agama terjadi pendewaan materi dan konsumtif. Hidup diarahkan semata-mata untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpa memedulikan moral dan etika agama. Hal itu terwujud dalam tindakan korupsi.
d.      Bidang Pertahanan dan Keamanan
            Di bidang pertahanan dan keamanan, terjadi ketertinggalan profesionalalitas aparat, yaitu tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara dini gejolak sosial dan gangguan keamanan.

                        Jika penyelenggaraan pemerintahan dengan tertutup dan tidak transparan  secara umum akan berdampak pada tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat atau warga negara, sebagaimana tercantum dalam konstitusi negara, yaitu pencapaian masyarakat adil dan makmur.